MENIKMATI PANCARAN MUSIK ALAM SEMULAJADI
>> Saturday, May 25, 2019
MENIKMATI PANCARAN MUSIK ALAM SEMULAJADI
DALAM pengertian yang sebenar dan luas musik adalah bunyi-bunyian, bukannya bunyi-bunyian yang keluar dari alat-alat musik ciptaan manusia semata.
Malah manusia menggunakan bunyi-bunyi itu sebagai alat yang penting untuk melahirkan suara musik mereka.
Alat-alat musik
yang dicipta oleh manuisa untuk melahirkan aneka bunyi, terutama bunyi-bunyi yang
indah dan sedap didengar adalah banyak.
Alat-alat musik
modern ciptaan manusia ialah biola, piano, gitar, dan sebagainya. Sementara
alat-alat musik tradisional juga banyak, seperti aneka rebana, aneka gendang,
seruling dan sebagainya.
Ia membawa tujuan
yang sama untuk memberi penghiburan kepada mereka yang mendengarnya
Tapi seperti
dikatakan di atas tadi, musik dalam erti yang lebih luas ialah sebarang bunyi yang
terdapat dalam alam buana ini.
Bunyi-bunyi
lumrahnya bersal dari alam itu sendiri
dan hasil daripada ciptaan Allah SWT tanpa campur tangan dari luar atau dari manusia.
Sebab itu
dikatakan musik itu telah lama dicipta oleh Allah yang hanya Allah mengtahui
waktunya..
Sejak manusia berada dalam kandungan ibu lagi, ia telah mendengar musik, setidak-tidaknya musik yang didendangkan oleh anggota badan bondanya sendiri yang mengandungnya, seperti bunyi degupan jantung dan sebagainya.
Kemudian setelah
dilahirkan ke dunia, manusia dari sejak bayi telah terdedah kepada begitu
banyak musik yang terdapat dalam alam raya ini, walaupun waktu itu mereka tidak
mengerti apa-apa tentang dunia yang luas ini.
Tapi bila mereka
menyedari bahawa mereka adalah hamba Allah yang hidup di pentas dunia maka
mereka pun turut menyedari akan ada dan peranan-peranan musik yang terdapat di
alam buana ini,
Katakanlah
manusia itu kita. Setiap hari, malah setiap masa siang malam kita mendengar
musik yang hinggap di telinga kita, mungkin kita sedari atau tanpa disedari.
Kalau kita
mendongak ke angkasa raya di waktu malam, kita melihat kerlip-kerlap bintang-gumintang
nun jauh di sana kita dapat merasa denyutan-denyutan musik yang bertaburan di
angkasa raya.
Demikian juga
jika kita melihat bulan yang bersinar keemasan di dada langit biru kita akan
menikmati adanya bunyi musik indah yang berkembang bersama dengan keindahan
wajahnya.
Demikian juga
dengan mata hari ketika bersembol di waktu pagi di ufuk timur dan dan terbenam
di waktu senja di ufuk Barat kita
melihat ia diselubungi oleh awan-awan warna
warni, lalu kita merasa ada musik yang
mengalun di sebalik panaroma yang indah itu.
Di kala mendengar bunyi guntur sayup-sayup di hujung langit, kecapi hati kita akan tergesel oleh kesayuan yang mendebarkan dada.
Kalau kita pernah
tinggal di kampung, menjelang waktu pagi kita akan mendengar musik dari kokokan
ayam, dan dendangan burung-burung dan unggas-unggas di dahan-dahan pokok di sekitar kediaman kita
yang permai dan damai.
Bila kita pergi
ke sungai untuk mandi manda dan sebagainya kita akan mendengar musik air sungai yang mengalir tenang ke laut
di musim kemarau.
Sementara dalam
perjalanan ke sungai kita melalui jalan-jalan di mana sekelilingnya dipayungi
oleh pokok-pokok yang mengeluarkan musik
gemersik daun-duan yang dibelai anign
pagi dan petang yang nyaman,
Jika kita pergi
ke sawah ladang pula kita akan menikmati musik
pupukan dan sapaan mesra bayu segar yang mengeselkan daun-daun padi yang sedang
berkembang subur. Mengsayikkan.
Jika kita ke
bukit dan ke gunung, kita dapat mendengar aneka bunyi musik alam, deruan angin,
geseran daun-daun, aneka nyanyian dan bunyi haiwan yang singgah di telinga
kita.
Namun begitu ada
pula manusia-manusia haloba yang memenjarakan haiwan-haiwan seperti
burung-burung untuk mendengar musik-musik nyanyainynya.
Jika kita pergi ke laut pula, kita akan sentiasa mendengar musik desran ombak menghempas pantai dengan iramanya yang tersendiri sejak zaman berzaman, dan diiringi oleh hembuasan angin laut yang menyegarkan.
Demikian musik Allah
yang semula jadi itu sentiasa menemami keberadaaan
kita di mana sahaja, baik siang atau malam.
Seorang ahli falsafah
Greek yang terkenal berpendapat bahawa musik itu merupakan jiwa kepada jagat raya,
menjadi sayap-sayap kepada minda, dan
pelarian kepada imaginasi.
Musik adalah
tangkal azimat kepada kesedihan, serta kegembiran dan kehidupan kepada segala-galanya.
Itulah dikatakan
musik alam semula jadi itu dekat dengan hati manusia sejak dulu hingga
sekarang, kerana ianya bertebar sepanjang masa di serata alam raya ini secara
percuma untuk dinikmati oleh seluruh
makhluk Allah.
Tapi tidak
seperti zaman mutakhir itu telinga kita senitasa disumbat dengan aneka musik
ciptaan manusia yang dipancarkan oleh aneka medium, sperti tv, radio, kaset dan
sebagainya. Dan malangnya antara musik-musik itu ada yang boleh menimpakan
kesan-kesan yang buruk kepada jiwa
manusia.
Sesungguhnya mendengar dan menikmati musik-musik yang beralun dari alam raya ini akan sentiasa mencetuskan kesedaran di jiwa kita akan keagungan dan kebesaran Ilahi, di mana kita ini hamba Nya yang maha hina dan kerdil.
Kita sedar
seluruh alam ini hak Allah, Maha Pencipta, dan kita adalah milik Nya yang akan
kembali menghadapnya di suatu ktika yang telah ditentukan.
Seiring dengan
alunan musik itu, kita akan merasa bahawa ucapan-ucapan lafaz-lafaz seluruh
makhuk Allah yang akan memberi keinsafan kepada kita, hamba-hamba Nya yang
hina-dina ini.
Ini adalah
selaras dengan sifat musik itu lumrahnya berkembang dengan lagu-lagu yang
mengiringinya.
Sesungguhnya bumi
ini setiap hari meluahkan kata-kata,”Wahai manusia, kamu berjalan di atas
pondakku, dan tempat kembalinya ke dalam perutku. Wahai manusia, kamu melakukan
dosa di atas pondakku , kemudian kamu mesti dimakan ulat dalam perutku”.
Lautan setiap
hari bermadah,”Ya Allah perkenankanlah
aku untuk menenggelmkan orang yang menjadi kemurkaan Mu”.
Demikian sekadar untuk renungan bersama.
Allahu Akbar.
Kg.Parit, PT.Kota
Bharu.Kelantan
20 Ramadhan 1440
Hijriah
[25 Me,2019].
0 comments:
Post a Comment